Tuesday, January 17, 2012

Kreatifitas musisi Indonesia makin buruk

Assalamuallaikum Wr.Wb

Agan Dan Sist, Ane disini hanya mau share pendapat ane sebagai penikmat musik tanpa bermaksud menjelekkan musisi Negara kita dan ane juga menghargai usaha mereka. Bagi yang merasa tidak berkenan dengan isi thread ane, ane minta maaf. 

Negara kita sebenarnya mempunyai bahasa yang bisa dibilang cukup menarik perhatian internasional terbukti dari beberapa Negara yang mempelajari bahasa Negara kita (Bahasa indonesia dipelajari di 40 negara dunia ). Tapi kenapa dengan semua itu musisi kita bisa dibilang sulit masuk dunia musik Internasional. Dan hanya terhitung jari saja musisi kita yang bisa menembus dunia musik internasional. Dari semua itu kemungkinan semua berawal dan berasal dari kurangnya kreatifitas dan profesionalisme dalam bermusik. Sekarang semuanya hanya mengikuti apa yang sedang menjadi trend dan mencoba meniru apa yang sukses diluar negeri sana. Tapi apa kita sadar diri bahwa apa yang mereka dapat disana bukan tanpa perjuangan. Mereka mepersiapkan diri dari kecil berusaha mendapatkan impian mereka dengan berlatih serius bukan aji mumpung dan Instan, bahkan Justin Bieber yang terkenal karena videonya di Youtube pun dari kecil sudah berbakat dalam bermusik dan serius mempelajari musik. Berbeda jauh dengan apa yang dilakukan musisi kita sekarang, yang hanya mau instan saja untuk populer dan terkenal. Mungkin asalkan fans mereka suka dan membela mereka sekalipun mereka hanya menjiplak – jiplak dan aji mumpung sudah cukup bukti bahwa mereka wahh.

Trie Utami Industri Abaikan Proses Kesenian
Dengan tegas, penyanyi kawakan Trie Utami mengungkapkan gagasan dalam bermusik. Sebuah seni (Musik), menurutnya, merupakan proses tidak mudah. “Saat ini banyak band lebih mengandalkan teknologi daripada proses berkesinan. Untuk kepentingan industry, hal tersebut memang tak masalah. Tapi kalau itu dinilai dari seni, tidak bisa dipertanggungjawabkan” terang wanita yang akrab disapa Iie.
Menurut wanita kelahiran bandung, 8 Januari 1968 itu, rekaman yang dulu ia hargai sebagai proses berkesenian, kini terkikis teknologi digital. Untuk kepentingan industry, semua itu dijadikan instan.
“Dulu kalu rekaman salah, ulang dari awal. Kalau sekarang, malah seperti digambar. Grafiknya tinggal dinaikturunkan. Padahal, kalau suara asli penyanyi zaman sekarang, aduh naudzubillah. Bukan saya mengejek tapi suaranya kurang bagus” jelasnya.
Iie menilai, penyanyi era 60-90an dari segi kualitas lebih baik daripada penyanyi saat ini.”Band – Band seperti Gigi dan Dewa, saya akui kualitasnya. Meski saat ini banyak band bermunculan, hanya sedikit yang bisa saya katakan berkualitas bagus” nilai pelantun Untuk Ayah dan Ibu itu. Iie beranggapan, ajang nyanyi ataupun kontes yang menciptakan penyanyi – penyanyi berbakat tampil ditelevisi, tak banyak bicara. Kepentingan broadcast seringkali menabrak proses kesenian itu sendiri. “Orang cantik, mudah diorbitkan. Yang penting bisa menjual” Katanya. (K) Oro

[Sumber : Minggu Pagi NO 17 TH 64 MINGGU IV JULI 2011, Hal 12]
 1. Kreatifitas.

Dulu Negara kita memiliki banyak musisi yang sangat kreatif dalam mencari ide – ide dalam bermusik mereka. Contoh musisi yang kreatif adalah : SLANK, GIGI, JAMRUD, KOES PLUS, NETRAL, DEWA 19, KOTAK, RIF, PAS Band, Anang Hermansyah, Ada Band, Anggun C Sasmi, Agnes Monika, Sheila On 7, Stinky, Jikustik, Rhoma Irama . Dari meraka semua itu banyak yang bisa tembus dunia internasional karena kreatifitas mereka dalam bermusik. Mereka mungkin mengikuti berbagai aliran musik didunia ini tapi mereka bisa mengembangkannya sendiri menjadi ciri khas band/gaya bermusik mereka sendiri tanpa harus menjiplak band luar negeri.
Tapi sekarang kreatifitas itu bisa dibilang semakin meredup dengan maraknya musisi kita menjiplak berbagai gaya, Lirik lagu, nada lagu, dance band dan musisi luar negeri. Berikut Band/Musisi yang cukup banyak dijiplak musisi Negara kita dari gaya, lirik lagu dan dance menurut apa yang ane ikutin selama ini dan mungkin masih banyak lagi. Contohnya yaitu ; My Chemical Romance, SUPER JUNIOR, WONDER GIRL, GIRLS GENERATION.

2. Profesionalisme.

Sekarang seakan – akan bermusik ato menciptakan seni dalam musik hanya instan demi popularitas dan uang semata tanpa memperdulikan kualitas diri dan musik yang diciptakan. Itu menandakan musisi kita sekarang masih jauh dari yang namanya professional dalam berkarya. Mereka bermusik tidak benar – benar total.
Sungguh ironis sebenarnya kalo kita menelusuri lebih jauh lagi. Banyak penikmat musik kita masih masa bodoh dengan kualitas dalam bermusik dan lebih memilih tampang tanpa peduli kualitas yang sebenarnya. Terbukti dari banyak karya anak bangsa yang bagus malah tidak dilihat dinegara kita. dan lebih memilih menciptakan sesuatu yang instan dengan meniru apa yang sudah lebih dulu sukses dinegara lain. Apapun yang didapat dengan instan dan aji mumpung serta hanya memperdulikan uang serta popularitas saja gak akan bisa kokoh. Cobalah membuat sesuatu yang original tanpa harus mencontoh ato menjiplak. Kita mempunyai bakat – bakat yang bagus kok Cuma bagaimana meneruskan bakat itu menjadi sesuatu yang bener – bener bisa dipertanggung jawabkan di industri musik tanah air.

Selengkapnya ke (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9842140)

Jangan asal copas gan.
Baca dulu > peraturan copy paste post
Share:

0 komentar:

Post a Comment

No Junk, Spam, Sara, Bullying :)

Popular Posts

Total Pageviews

Search This Blog

336x280.id
Spesial Ramadhan
 
loading...